Tulisan (4 Juli 2025)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bagaimana kabar kalian teman-teman? (kalo kalian tanya balik, kabarku baik alhamdulillah aku tengah pulang kerumah bertemu bunda dan ayah serta adik bungsuku, aku tengah berkumpul dengan mereka, salah satu manusia yang kusayangi).
Maaf, mungkin jika kalian membaca tulisanku yang terpublish tertanggal 1 juli kemarin, aku malu dan aku tak tahu mengapa luapan hatiku begitu besar disana sehingga aku memutuskan untuk menaruhnya di draft saja, btw banyak sekali tulisan yang tak bisa terpublish disini dan berakhir di draft. Alasannya karena aku menganggap sebagai luapan emosi yang tak bertahan lama dan sekali lagi itu tak penting.
Akhir-akhir ini aku menyukai lagu westlife, mungkin beberapa lagu saja seperti, ya begitulah (abaikan ini informasi yang tak penting 😄). Oke lanjut.
Surat Untukmu. Cinta yang tak bisa habis. (Aku percaya ini bukan ujian, mungkin aku harus menghargainya datang kepadaku tanpa banyak denial).
Kamu tidak lagi membutuhkan cintaku, karena saat ini kamu telah mendapatkan begitu banyak cinta dari orang-orang yang menyayangimu. Mungkin cinta itu benar-benar tulus, datang dari banyak hati yang menyimpanmu dalam doanya. Aku sangat menghargai setiap orang yang memandangmu dengan baik, yang selalu berprasangka positif tentang dirimu. Melihatmu dicintai dan dihargai oleh begitu banyak manusia membuatku merasa lega dan ikut bahagia, meskipun jika boleh jujur bahwa aku juga merasakan cemburu yang sulit aku sembunyikan.
Ya, aku cemburu karena aku ingin cinta yang kamu berikan padaku sedikit berbeda, sedikit lebih istimewa dibandingkan sayang yang kamu bagi kepada mereka. Bayangkan, ribuan perempuan diluar sana mengamatimu, menyukaimu, bahkan mendoakanmu, dan aku disini juga melakukan hal yang sama, menyimpan namamu dihatiku. Mungkin doaku ini hanyalah usaha kecil yang jika dibandingkan dengan effort mereka akan jauh berbeda, lebih-lebih harapan yang mereka tunjukkan agar ternotice denganmu. Oh aku tak bisa melakukan itu.
Aku tidak sepenuhnya berhenti mencintaimu, (kamu tahu, aku tengah mencari penulisan tersirat sehingga aku tak secara frontal mengetik ini "mencintai", alasannya karena aku malu, setiap kuketik kata tersebut, aku malu, mungkin ditulisan setelahnya aku tak akan menulisnya secara frontal). Karena aku masih menyimpan namamu di seperempat hatiku, mungkin bisa dibilang karena aku masih ragu dan tidak percaya diri, mungkin kamu tahu alasannya (terlalu banyak kata mungkin, harap maklumi ya).
Doaku agar kamu selalu baik-baik saja, agar kamu selalu dalam lindungan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kita tidak tahu apa yang terjadi dimasa depan, mungkin salah satu dari sekian perempuan disana yang selalu mendukungmu akan menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupmu. Jika itu terjadi, aku disini ikut bahagia karena penantianku akan berhenti pada tulisan ini, dan aku bisa melepasmu dengan penuh ikhlas.
Aku berharap kamu membaca tulisan ini dengan perasaan yang baik, bukan dengan suasana hati yang sedih, karena akupun akan merasa sedih (ini bukan candaan ya). Terima kasih untuk semua yang sudah kamu berikan selama ini, dan maaf aku tidak bisa menunjukkan rasa cintaku kepadamu seperti perempuan-perempuan lain disana, cinta ini kutunjukkan lewat doaku yang selalu berisi harapan agar kamu selalu baik-baik saja dan bahagia.
Aku yakin kita pasti bisa bertemu suatu saat nanti, jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala meridhoi dan mempertemukan kita. Saat ini aku sedang belajar memantaskan diri agar ketika tiba waktunya kita bersama tidak ada keluhan yang menyakitkan datang mengiringi kehidupan kita. Aku ingin hubungan kita dipenuhi cinta, kebahagian serta rasa hormat satu sama lain. Jadi, tunggulah aku, dan aku akan menunggumu, yakin kita pasti bisa.
Semoga tulisan ini menjadi perantara untuk mengungkapkan resahnya perasaanku akhir-akhir ini, menjadi pengantar agar kamu tahu bagaimana aku merasakan semuanya. Maaf jika tulisan ini membuatmu tidak nyaman, aku tahu itu mungkin terjadi. Aku ingin kamu tetap hidup dengan senyumanmu itu dan aku tidak lagi mencari tahu tentangmu bukan berarti aku tidak cinta, melainkan aku ingin menjaga cinta ini, aku sangat menghormati cinta ini, agar cinta ini tetap halal dimata Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aku tak ingin cinta ini menjadi fitnah besar, agar tetap menetap dihatiku tanpa membuatku lalai dari kewajibanku kepada Tuhanku, Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Aku sangat mencintaimu tapi aku juga ingin tetap patuh kepada Tuhanku. Untuk saat ini, izinkan aku fokus memperbaiki diri, mencintai diriku sendiri, mencintai senyum yang terlukis diwajahku, mencintai kenangan masa kecilku, mencintai kekuranganku, mencintai segala hal yang membuatku menjadi diriku sendiri, termasuk ego dan emosiku, dan belajar mengendalikan semuanya agar aku menjadi pribadi yang lebih baik.
Aku sadar bahwa mencintai diri sendiri bukanlah hal yang mudah, terkadang aku merasa lemah dan rapuh, tapi aku berusaha untuk terus bangkit dan memperbaiki diri karena aku ingin menjadi seorang perempuan yang tangguh, dan jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikanku rezeki berupa suami kelak, aku ingin bukan hanya sebagai istri yang baik tapi juga sebagai teman hidup yang bisa diandalkan, ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Aku sadar masih jauh dari kata sempurna dan mungkin hanya terlihat baik.
Namun, jika kamu tidak bisa menungguku, dengan lapang dada aku akan merelakanmu pergi.
Dengan hati yang tenang dan perasaan yang baik, carilah perempuan yang setara denganmu, yang mencintaimu dengan tulus dan sepenuh hati, tidak munafikan bahwa aku akan menangis tapi aku akan menerima kenyataan itu, meskipun aku tahu butuh waktu lama untuk melupakanmu, terutama senyuman yang selalu menghantuiku itu, walau bukan itu poin yang membuatku menaruhmu dihatiku, entahlah mungkin karena aku sempat membencimu terlalu dalam, agar kita adil. Bisakah kamu juga membenciku? . Tolong benci aku sebanyak aku membencimu.
Terima kasih, kamu... untuk segalanya. Untuk setiap kenangan yang tercurah disini, setiap moment. Tetaplah bahagia dan berikan kebahagian itu kepada semua orang, berikan rasa sayang itu kepada semua orang yang menyayangimu (bisakah kamu memberikannya dengan batasan yang jelas, aku tidak menyuruhmu berhenti menjadi orang baik namun, yasudahlah).
Terima kasih sudah berkunjung, semoga kabar kalian baik-baik saja ya (bertanya dengan mengharapkan kebaikan selalu mengikuti kalian dimanapun kalian berada, siapapun kalian).
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar